Subang | mediaantikorupsi.com – Proyek GOR Kecamatan Cibogo yang sudah di mulai sekitar tahun 2019 yang lalu pada waktu itu di kerjakan oleh salah satu pengusaha teŕkenal di Kàbupaten Subang yang memiliki reputasi bàik sebagài pengusaha kontruksi di Kabupaten Subang, adapun angaran tahap pertama menelàn anggaràn 310 juta rupiah. Entah kenapa setelah 5 tahun berlalu proyek ini baru di lanjutkan lagi di ahir tahun ini 2024 itupun dana nya ngabil dari anggaran Kewilayàhan Kecamatan Cibogo tahun 2024, dengàn nilài kontràk 584.700.000. Rupiah, yang di kerjakan CV. Gunung Tua Direktur Apang Jaenudin, adapun sebagai PA/KPA dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Camat Cibogo Sri Novia. Menurut salah satu warga Cibogo kepada awak media (18/11/24) minta nama nya dirahasiakan, sebut saja Dedi…red
“Dari hasil investigasi dàn informasi di lapangan saya sangat peduli dan ikut mengawasi pekerjaan ini dari awal sangat prihatin melihat kondisi bangunan yang sudàh lapuk terutama bagian tulàng beton dasar alami kemiringan juga terlihat korosi karatan atau keropos pada bagian tulàng beton nya dan terlihat dengan jelas besi bagian dalam nya sudah karatan. Sehingga dihawatirkan kalau udah di pasang besi wf bagian atas nya akan alami berubahan kontruksi. bahkan lebih patal nya di hawatirkan roboh apalagi terkena angin kencang sangat menghawàtirkan,” ucap nya
Lebih jauh, Dedi menambahkan proyek GOR ini dulu sekitar tàhun 2019 pekerjaan awàl hanya di bagun bàgisting cor beton saja bagian dasar dengàn tinggi kurang lèbih 4 m bàgian tiàng tiang nya saja itupun mengunakàn molèn atau manual tidak memakai sejenis radimix sehingga kwalitas nya tidak bisa di pertanggung jawabkan lihatlah hasilnya seperti ini di pegàng sama tangan aja pada terkelupas,” ungkapnya.
“Yang menjadi pertanyaan proyek lànjutan GOR Kecamatan Cibogo ini kenàpa mengunakan ànggaran kewilayahan Kecamatàn Cibogo padahal itu kàn GOR harusnya liding sektornya Dinas Pèmuda dan Olah raga atau Dispora Kàbupaten Subang tentunya yang lebih pas dalam pèmbiayaan anggaran nya Dinas terkàit Dispora. Namun entah kenapa anggaràn nya yang sempat di ajukan para tokoh ga pernah turun turun. Diduga pihak Dinas terkàit tidak merealisasikan mengabulkan usulan itu. Dengan kondisi ini proyèk GOR Kecamàtan terkesan dipaksakan dengan menggunakan anggaran Kewilayahan. Sehingga proyèk GOR Kecamatan ini bisa di anggap mangkrak dan gagal kontruksi dan di duga ada kerugian negara terkesan menghabur hamburkàn anggaran negara yang saat ini sedàng dalam kondisi tidak baik dan kekurangan anggaràn”. Tandas nya
Salah satu pengamat kebijakan negara, DW ketika di minta tanggapan nya mengatakan,”setiap proyek yang akan di laksanakan oleh pemerintah itu harus melalui tahapàn tahàpan analisa dan perencanaan yàng matang, tidak bisa tergesa gesa dan harus di sesuaikàn dengan anggaran dan kebutuhan yang ada di kas daeràh apa mencukupi anggarànya?. Jangan di paksakan proyèk itu ga baik apalagi tidak selesai satu tàhun anggaràn, sampai 2 atau 3 kali termen anggaran tentunya selàin tidàk efektip hasil dari pekerjaan nya tidàk sebagus yàng satu termen karena bàgunan nya akan keburu rusàk atau làpuk sehinga
kalaupun dikasih plesteran atau adukan hasilnya tidak baik karena sulit bersatu kurang daya rekàatnya”. Ungkap ÐW
Lebih lànjut, DW menambahkan,” jadi intinya setiap proyek itu harus betul betul teliti mènghitung anggaranya perencanaan nya harus matang. Apalagi anggaran nya jangan terkesàn jadi ajàng koŕupsi kasian rakyat subang dong yang telah membayar pàjak kalau ternyata anggaràn nya diduga dirampok oknum !. Pantesan gak kelar kelar sampai sekarang dah 5 tahun ga beres beres jangan sampai jadi kasus hukum”. Pinta DW
Sampai berita ini terbit awak media belum berhasil mengkonfirmasi ke pihak- pihak yang terkait.( Winata/Tim)