Kuningan | mediaantikorupsi.com – Di Kuningan,terjadi lagi kekerasan pada dunia pendidikan,SDN Rando Bawah Girang Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan kurang begitu tegas dalam mengupayakan menyelesaikan suatu permsalahan siswanya.
Senin (18/03) terjadi penganiyaan terhadap siswa kelasVI sebut saja (Ayu) saat awak media memintai keterangan siswa atau korban mengatakan, “pada saat saya masuk kelas pukul 08.00 wib tiba-tiba saya dihadang oleh temen sekelas, dan dari belakang saya disabet dengan daun sireuni/rarawe hingga membuat sekujur badan saya mengakibatkan benjolan yang sangat gatal hingga saya menangis, dan saya di suruh pulang oleh ibu guru dan tidak diantar pulang.” paparnya
Kejadian ini sangat disayangkan sekali,didunia pendidikan masih terjadi perundungan atau bullying oleh murid atau teman siswa tersebut, apakah pihak sekolah jarang bersosialisai terhadap murid-muridnya.
Saat keempat pelaku ditegur langsung dan di mintai keterangan oleh ibu Kepsek bahwa mereka mengakui semua perbuatan mereka terhadap korban.
Kurang begitu peka nya pihak sekolahan guna meneyelesaikan permasalahan ini dan kuarang antusiasnya guna menyelesaikan permasalahan murid-muridnya.
Ayah korban (MM) “saya kecewa terhadap pihak sekolahan yang tidak ada pertolongan pertama terhadap anak saya,dan anak saya di suruh pulang sendiri tidak diantar oleh wakil dari orang tua murid,hingga saya sedikit menyesal terhadap pihak sekolahan.” ungkapnya
Mungkin permsalahan ini akan saya bawa ke jalur hukum, karena dari pihak sekolah akan memanggil keempat orang tua terduga keesokan hari bukan langsung dipanggil guna menyelesaiakan permasalahan ini.
Keterangan kepala sekolah “saya memohon kepada orang tua korban agar permasalahan ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan saja jangan sampai ke jalur hukum,saat saya menanyakan kepada keempat pelaku membenarkan adanya permasalahan,saya sebagia wakil orang tua murid atau pengganti orang tua siswa memohon agar permasalahan ini bisa diselesaiakan secara kekeluargaan saja.” ujarnya
Kekerasan didunia pendidikan ini membuat orang tua murid ragu guna menitipkan anak-anaknya untuk sekolah di SDN tersebut., Pertolongan pertamapun dari pihak sekolah tidak memberikan bahkan murid atau korban tersebut disuruh pulang.(Sulaiman)