Subang | mediaantikorupsi.com – Proyek revitalisasi SDN Mekarjaya di kampung Tanjungkerta kecamatan Cikaum kabupaten Subang yang menelan anggaran Rp 969 juta lebih dari APBN tahun 2025 di duga pengadaan materiàlnya telah di kondisikan alias subkon dari mulai pengadaan semen bajaringan kramik batu pasir geting metal semua udah ada pengirimnya masing masing . Di duga material dari mulai semen kramik genting metal bajaringan batu pasir berkwalitas rendahan contoh kecil semen yang seharunya di rab mengunakan semen tiga roda di ganti semen merdeka yang dari spek harga nya lebih murah di bawah harga semen tiga roda .
Dengan adanya dugaan subkon ilegal itu panitia hanya melaksanakan pekerjaan bangunan saja sehingga berdampak mengurangi kwalitas pekerjaan .
Dari hasil pantauwan awak media di lapangan pemasangan keramik di duga kuat ta mengunakan acian semen terlihat jelas saat memasang kramik hanya mengunakan adukan dan langsung di tempel kramik dengan kejadian itu jelas peranan konsultan maupun pengawas dari intansi terkait tidak berpungsi dengan baik padahal konsultan telah di bayar oleh negara guna melaksanakan pengawasan pekerjaan revitalisasi sekolah . Begitu juga pihak panitia ada dugaan kesengajaan guna mendapa untuk besar .
Saat di minta tanggapan nya pihak Kepsek Rasdi menyangkal terkàit dugaan pemasangan kramik tidak mengunakan acian dengan nada sewot malah memasangan postingan ember yang ada acian semen . Tuh ini acian semen kalau ga pake acian ga bakalan nempel itu sepenggal kata kata vidio yang dikirim kan pa guru Rasdi…
Aktivis di Subang Bang Dony turut berkomentar, kalau masalah proyek di Subang pelaksana proyek itu mengerjakan sesuai komitmen PPK, ini kan proyek revitalisasi sekolah udah ada konsultan panitia pelaksana Kepsek harus stanbay di lapangan melihat memantau mengintruksikan ke para pekerja agar hasil nya sesuai RAB,
Saya sebagai masyarakat berharap proyek revitalisasi ini dapat berjalan dengan baik jangan di jadikan ajang bancakan atau kepentingan pribadi maupun golongan , pengadaan matrial juga harusnya panitia bisa membeli secara làngsung tidak melalui pihak ke tiga yang sudah di kondisikan dan akan menekan biaya tinggi . Kalau ternyata di lapangan nya seperti ini banyak yang bermain jangan harap pejerjaan nya akan berkwalitas mungkin hanya mengejar kwantitas aja polume sesuai tapi berkwalitas rendahan pungkasnya.(Hnd)