Indramayu | mediaantikorupsi.com – Budidaya Jamur Tiram membutuhkan proses yang tidak begitu mudah. Budidaya jamur tiram harus memiliki keahlian dan membutuhkan ketelitian serta ketekunan dalam pemeliharaannya.
Tepatnya di Desa Sumuradem Timur blok Satria RT/RW 02/04 Kecamatan Sukra, seorang petani budidaya jamur tiram baru saja selesai memanen jamur tiramnya. Rabu, 14/06/2023.
Dalam budidaya jamur tiram membutuhkan waktu kurang lebih 30 hari atau maksimalnya 40 hari, dari mulai proses penguraian media tanam (bag log) sampai dengan tumbuhnya jamur tersebut dan siap untuk di panen.
Jika dilihat beragam jenis warna pada jamur tiram yakni, berwarna putih, ungu, kuning, dan juga coklat. Namun para petani Jamur Tiram khususnya di daerah Indramayu kebanyakan membudidaya jamur tiram yang berjenis warna putih.
Dari proses budidaya jamur tiram yang begitu banyak membutuhkan waktu, tenaga, bahkan materi, seorang petani jamur tiram merasa miris ketika menghitung hasil panen dari panen budidaya jamur tiramnya.
Seperti yang dikatakan oleh Kang Odoy (42) salah seorang petani jamur tiram yang ada di Desa Sumuradem Timur, “Saya merasa miris ketika saya menghitung pendapatan dari hasil panennya, karena hanya Pas-pasan saja pendapatannya” terangnya.
Apalagi sekarang itu untuk mencari bahan untuk budidaya jamur tiram, seperti serutan kayu, sangat sulit untuk didapat, bahkan harganya mahal.
Dikatakan pas-pas itu yakni hanya sekedar kembali modal saja, petani jamur tiram dalam menjual hasil panennya dengan kisaran harga Rp. 15.000/kg.
“Hasil panen jamur tiram saya, biasa saya jual ke pasar dan bakul-bakul saya itu, cuma diterima Rp. 15.000 per kilo”, lanjut Kang Odoy.
Namun untuk saat ini, untuk melanjutkan Budidaya Jamur Tiram, petani Jamur Tiram sangat kesulitan dalam mencari Serutan Kayu yang dijadikan sebagai media tanamnya
Demi meningkatkan semangat dan kesejahteraan serta kelancaran dalam usahanya, para petani Jamur Tiram sangat berharap sekali adanya perhatian dari pihak pemerintah untuk memberikan atau menyediakan bahan-bahan yang diperlukan dalam budidaya Jamur Tiram, salah satunya seperti Serutan kayu tersebut dan yang lainnya.
“Kami sangat berharap sekali dengan perhatian dari pihak pemerintah yang lebih dari sebelumnya, untuk memberikan suport kepada kami, agar lebih semangat, giat, dan dapat meningkatkan produksi budidaya jamur tiram yang kami lakukan ini,” ujar Kang Odoy
Baca Juga : Ketua Asosiasi Sopir Logistik Indonesia “ASLI” Angkat Suara Terakait Kenaikkan Harga BBM
Sebelumnya pihak pemerintah pun pernah memberikan perhatian terhadap para petani jamur tiram, yakni dari dinas yang berhubungan dengan budidaya jamur tiram, namun pihak pemerintah hanya sekedar menampung aspirasi dari para petani jamur tiram saja, belum ada tindakan ataupun realisasinya.
Seperti yang disampaikan oleh Ustadz Asep, salah seorang petani budidaya jamur tiram juga, yang berada di Sumuradem Timur ketika ditanya oleh Bang Taufid dirinya mengatakan bahwa, sudah sering melakukan pertemuan-pertemuan dan juga rapat dengan pihak Dinas yang berkaitan mengenai budidaya jamur tiram, namun pihak Dinas sampai saat ini tidak memberikan solusi apapun.
“Hnya menjawab, Sedang Kami Pikirkan. seperti itu terus jawabannya, belum ada realisasinya.” Tandas Kang Ustadz Asep.
Perlu diketahui, untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar dan juga pelanggan bakul-bakulnya, para petani jamur tiram dari Desa Sumur Adem Timur selalu semangat dan antusias serta tidak ada kata lelah dalam membudidaya jamur tiram tersebut meskipun hanya mendapatkan keuntungan yang pas-pasan.(Qdr/Tim)