Subang | mediaantikorupsi.com – Bangunan sekolah di SMPN 1 Purwadadi dikabarkan sangat memprihatinkan. Kondisi kayu yang sudah lapuk membuat bangunan yang difungsikan sebagai ruangan kelas ini akhirnya roboh karena tidak mampu menahan bagian atas bangunan. Saat ini dari 3 ruangan yang dinilai tidak layak satu diantaranya sudah roboh.
Kepala Sekolah SMPN 1 Purwadadi Yaya, S.Pd., menyampaikan, “Untuk tiga ruang kelas tersebut, memang keadaannya sudah lapuk dan tidak layak pakai, maka dari itu kami dari pihak sekolah mengambil sikap agar ruang tersebut di kosongkan, demi keselamatan semua siswa/siswi saat menjalankan aktivitas belajarnya.”
Lebih lanjut Yaya, S.Pd., menyampaikan ke awak media bahwa, “Ruang kelas tersebut di kosongkan sudah hampir satu tahun, adapun aktivitas belajar mengajar siswa/siswi beralih ke ruang guru untuk sementara waktu demi lancarnya kegiatan belajar sekolah,” ujarnya.
Yaya juga menerangkan bahwa, “Kerobohan bangunan tersebut terjadi secara alami dan robohnya pada malam hari, sekira jam 2-3. Sehingga Allhamdulilah tidak ada korban dalam kejadian robohnya bangunan,” tegasnya.
Selain itu Komite Sekolah Iip R. Syarifudin, S.Pd., menerangkan bahwa, “Benar ruangan yang roboh tersebut sudah di kosongkan hampir satu tahun yang lalu, karena kami lihat kuda-kuda nya sudah ada yang patah serta kayu nya pun sudah lapuk, dan pihak sekolah SMPN 1 Purwadadi sudah melaporkan ke Dinas Terkait, bahkan sudah di lihat langsung oleh team monitoring dari DISDIK dan PUPR.”
Lebih jelas kami terangkan bahwa kejadian roboh bangunan tersebut di ketahui pada hari Sabtu, 19 Agustus 2023 sekitar jam 2-3 malam hari. Dijelaskan oleh penjaga sekolah, “Tepatnya pagi hari sekira jam 8.00 WIB, saya langsung ke Sekolah untuk mengecek lokasi bangunan roboh tersebut, lalu saya melaporkan ke pihak Dinas Terkait melalui Whatshap ke Pak Kabid, dan hari itu juga pak Kabid pun langsung kroscek ke sekolah SMPN 1 Purwadadi dan Memberi respon baik, semoga di awal tahun 2024 bangunan yang roboh tersebut bisa kita Perbaiki, demi kenyamanan siswa/siswi dalam melaksanakan belajar mengajar,” pungkasnya. (Denny Dermawan)