Gresik | mediaantikorupsi.com – Pelaksanaan kegiatan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air (P3-TGAI) Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo tahun anggaran 2022 di Kabupaten Gresik telah bergulir.
Pencairan dana Tahap I sebesar 70 persen program tersebut telah direalisasikan sebelum cuti bersama Idul Fitri pada bulan April 2022.
Sedangkan kegiatannya, yaitu rehabilitasi, peningkatan dan pembangunan jaringan irigasi telah dimulai secara serentak sejak 9 Mei 2022 lalu.
Tujuh lokasi kegiatan P3-TGAI di Kabupaten Gresik, masing-masing di Desa Pasinan, Sumengko, Kedunganyar, Sumberwaru, Mondoluku, Kepuhklagen dan Kesambenwetan, Kecamatan Wringinanom, rata-rata berhasil menyerap 15-20 orang tenaga kerja dari warga desa setempat.
Para pekerja itu merupakan anggota Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) dari masing-masing desa setempat. Mereka bahkan mengaku cukup terbantu dengan adanya kegiatan yang dilaksanakan secara swakelola dari program P3-TGAI tersebut.
“Kegiatan ini cukup membantu kami, terutama penghasilan kami setelah terdampak pandemi Covid-19 cukup lama,” ujar sejumlah pekerja yang tengah menyelesaikan pekerjaan pasangan batu saluran irigrasi di Desa Mondoluku, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik, Senin (16/05/2022).
Sementara itu, bendahara HIPPA dari Desa Mondoluku, Eko menguraikan bahwa pelaksanaan kegiatan P3-TGAI di desanya, selain untuk meningkatkan layanan irigasi, saluran tersier yang dibangun itu juga akan diintegrasikan dengan pengelolaan destinasi wisata desa yang sedang dirintis oleh Pemdes Mondoluku.
Embung yang dibangun dari bantuan keuangan khusus Kabupaten Gresik tahun 2021, akan dimanfaatkan untuk layanan irigasi. Untuk itu, pihaknya bersama Tim Pendamping Masyarakat (TPM) telah menentukan saluran irigasi tersier dibangun tepat di pintu pengeluaran (outlet) embung tersebut.
Selanjutnya, menurut Eko, embung desa itu juga akan dikembangkan menjadi destinasi wisata desa yang tematik. Saluran irigasi yang dibangun melalui P3-TGAI juga akan menjadi satu kesatuan dari wisata embung desa yang sedang dirintis.
“Tentu saja pengelolaan wisata embung desa ini tidak menghilangkan fungsi utama dari layanan irigasi,” ujar Eko, Senin (12/05/2022).
“Nantinya embung dan saluran tersier tersebut akan menjadi satu kesatuan yang saling menunjang dalam pengelolaan wisata embung desa,” timpalnya.
Selain untuk melayani irigasi, ia juga meyakini jika saluran tersebut akan menjadi elemen yang akan menunjang keindahan embung desa tersebut sehingga lebih terlihat menarik sebagai destinasi wisata.
Namun, Eko tidak menampik sejumlah kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan. Di antaranya adalah potensi terjadinya overhead biaya yang disebabkan oleh langsir material batu dan pasir ke lokasi pembangunan saluran.
“Lokasi saluran yang dikerjakan agak jauh dari tempat penurunan material sehingga ini berpotensi menyebabkan terjadinya overhead biaya akibat harus dilangsir,” paparnya.
Tetapi pihaknya yakin sejumlah kendala yang dihadapi itu tidak akan mempengaruhi progres dan kualitas pekerjaan di lapangan. Sampai dengan saat ini, progres pekerjaan yang dicapai kurang lebih sekitar 40 persen.
“Kami optimis pekerjaan ini akan rampung sesuai dengan waktu pelaksanaan yang ditetapkan bersama dengan TPM,” imbuhnya
Terpisah, pengurus HIPPA dari Desa Kedunganyar, Syaiful Biled mengungkapkan hal serupa. Menurutnya, jarak langsir material ke lokasi pekerjaan yang dilaksanakan pihaknya mencapai sekitar 300 meter.
“Jarak langsirnya cukup jauh tapi kami bersyukur karena warga yang ikut bekerja bisa memahami kondisi tersebut dan tidak meminta upah kerja tambahan,” tuturnya mendampingi Kepala Desa Kedunganyar, Supriyanto, Senin (16/05/2025),
Syaiful juga berharap seluruh pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu dan spesikasi teknis yang telah ditetapkan bersama dengan TPM Desa Kedunganyar.
“Mudah-mudahan tidak ada kendala cuaca sehingga pekerjaan bisa rampung tepat waktu, tepat mutu dan tepat biaya,” tuturnya.
Sementara itu Kepala Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air (OP SDA) BBWS Bengawan Solo, Surendro Andi Wibowo menegaskan, seluruh pelaksanaan kegiatan P3-TGAI akan dipantau dengan ketat, khusunya di Kabupaten Gresik.
Hal ini dimaksudkan agar tujuan yang akan dicapai oleh program yang melibatkan partisipasi masyarakat tersebut bisa terwujud secara ideal.
“Kami akan pantau dan perketat pelaksanaan P3-TGAI, khususnya di daerah Gresik,” tegas Surendro melalui pesan elektronik Whatsapp, Sabtu (14/05/2022).
Seperti diketahui, agar pelaksanaan P3-TGAI tahun 2022 sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku, pihak BBWS Bengawan Solo telah melaksanakan kegiatan Training of Trainer (TOT) Tim Pendamping Masyarakat (TPM).
Peran TPM yang menjadi perpanjangan tangan BBWS Bengawan Solo adalah ujung tombak dari pelaksanaan kegiatan P3-TGAI.
Diharapkan, peran strategis TPM itu akan mampu membangkitkan peran masyarakat secara maksimal sesuai sasaran kerja yang ditetapkan. Terutama untuk memacu pertumbuhan ekonomi dari sektor pertanian dan meningkatkan daya beli masyarakat.(Min)