Subang | mrdiaantikorups.com – Pemerintahan Kabupaten Subang dengan Kepemimpinan Bupati yang baru tengah terus menggenjot merealisasikan seluruh Pembangunan proyek insfratruktur jalan, proyek Normalisasi saluran sungai, pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT), Drainase disetiap lingkungan Hingga pembangunan proyek jembatan penghubung antar Desa yang berada di wilayah Kabupaten Subang, sebagai penunjang dalam meningkatkan sektor perekonomian masyarakat Subang Ngabreet, Jawabarat Barat Istimewa.
Seperti direalisasinya pembangunan Rehabilitasi Jembatan Lapangan baru ruas Jalan Dangdeur-Gambarsari Kecamatan Subang terlihat dipapan proyek nya, Namun lokasi pekerjaan nya berlokasi di Jembatan Depan Desa Mekarwangi Kecamatan Pagaden Barat.
Rehabilisitasi Anggaan dari pemerintah Kabupaten Subang melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang yang dikerjakan oleh CV Kencana Wungu yang bersumber dari Anggaran APBD Kabupaten Subang Dengan no SPK 600.1.10./JB.21/Bid.jemb-DPUPR/SPK/2025. Total Biaya : Rp 280.700.000,- dengan waktu pelaksanaan 120 hari Kalender. Selasa (27/08/2025).
Namun dalam pelaksanaan pembangunan jembatan tersebut menjadi sorotan sekjen LSM Bhineka DPD Kabupaten Subang A, Suryadi, yang mana menurut A Suryadi,” diduga pemasangan Batu pondasi jembatan tidak dilakukan Kisdam terlebih dahulu atau pengeringan aliran sementara, karena kita lihat Aliran sungai tersebut semenjak pembangunan jembatan tersebut Airnya selalu penuh ga pernah kering. Sehingga pekerjaan pondasi jembatan terkesan mengabaikan spesifikasi yang sudah ditentukan pemerintah.” tuturnya.
Ke khawatiran tersebut diungkapkan salah satu Aktifis pemerhati Kebijakan pemerintah Deden yang berada dilokasi nampak sangat menyayangkan sekali setelah dirinya melihat secara langsumg pembangunan Rehabilitasi jembatan yang berlokasi di depan Kantor Desa Mekarwangi tersebut dikerjakan terkesan asal-asalan.
“Terlihat dengan jelas, pada saat pelaksanaan pemasangan batu belah pada pondasi dasar jembatan dalam keadaan masih banjir atau tidak dikeringkan terlebih dahulu. Secara langsung saya melihat pekerjaan jembatan tersebut tidak menggunakan adukan semen pasir dahulu, batu belah ditancapkan dan ditabur adukan semen pasir kering,” terang Deden.
Menurut keterangan salah seorang pekerja yang tidak menyebutkan namanya kepada Awak Media mengatakan, bahwa mereka yang ada semua saat itu dilokasi hanya pekerja dan mereka mengaku bekerja sesuai arahan dari mandor pelaksana.
“Kami bekerja sesuai arahan dari mandor, untuk lain-lainnya langsung saja tanyakan ke mandor, karena saya tidak memiliki kapasitas untuk menjelaskan dan saat ini mandor nya sedang tidak ada ada ditempat,” singkatnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak pelaksana maupun pengawas pelaksana (mandor) di lapangan bahkan pengawas dari dinas terkait belum dapat ditemui untuk dimintai keterangannya.(Winata)