Subang | mediaantikorupsi.com – Pada kesempatan sore hari Minggu 25/02/24 kami bersama team dari kecamatan yang di wakili pak sekmat Purwadadi Toyib Surasa S.Stp.MM., mendatangi kediaman kepala desa Panyingkiran untuk bersilaturahmi sekaligus ingin konfirmasi agar mengetahui kronologis yang sebenarnya, bagaimana sempat viral di media Online lain.
Kepala Desa Panyingkiran menyampaikan kepada awak media antikorupsi.com atas adanya penahanan beras yang empat untuk keluarga Dedi Lembang itu hanya sebatas media agar kami bisa berkomunikasi dengan baik, pasalnya kepala desa mengatakan, “Hubungan emosional Dedi dengan kami sangat rekat sekali, tapi namanya manusia tidak ada yang sempurna, maka etikad baik kami untuk duduk bersama Dedi itu sangat sulit sekali mungkin akibat kita berdua masing-masing punya kesibukan dengan kesibukan dari kedua belah pihak tersebut maka Moment untuk ketemu darat sambil bersilaturahmi sangat sulit terwujudkan, maka dari itu dengan ada nya media beras dengan tanpa berpikir panjang kami jadikan media beras untuk bisa duduk bersama guna membangun keharmonisan kembali, karena kami beretikad ingin warga Panyingkiran itu rukun tentram demi mewujukan pembangunan yang lebih baik lagi,” ucap Kades.

Heru kades Panyingkiran menambahkan, “Kami terpaksa kami tahan bertujuan agar pihak kpm keluarga Dedi lembang ada yang ngambil agar kita bisa bicara duduk bersama sekaligus mengklarifikasi ketika selama ini ada miskomunikasi yang kesannya kurang elegan ketika di pandang masyarakat,” tegasnya.
Heru kades Panyingkiran menyampaikan, “Penahanan beras itu hanya hitungan menit, dan ketika sudah ada komunikasi via telpon, langsung kami menyuruh kaur kersa untuk menyampaikan barcode sesuai dengan hak nya, maka kami melalui kaur kesra pada saat itu juga di sela masih berjalan nya pembagian beras barkode tersebut langsung dibagikan kepada haknya,” ucapnya.
Lebih lanjut dari ke empat Barkot tersebut sudah ada yang di ambil satu berasnya juga ada barcode uang pun di ambilnya… Dan yang dua barcode di RT sudah di ambil bahkan berasnya pun sudah di ambil dan di kembalikan lagi. Akhirnya kami dari pihak Pemdes menduga ada oknum pihak ketiga yang ingin membuat kisruh suasana ini demi kepentingan semata, hingga kami menduga Moment ini di goreng lagi oleh pihak ketiga yang mungkin kurang begitu puas atas kebijakan saya,” tegasnya.
Lalu yang satu memang Barkot dan berasnya pun masih ada di desa, di karenakan tidak mau mengambilnya dan di antarkan pun menolaknya.
Untuk itu karena yang punya peranan sebetulnya pihak kantor POS, sementara pemdes panyingkiran hanya sebatas memfasilitasi saja, maka kades Panyingkiran tersebut berkomunikasi ke pihak POS GIRO terkait mekanisme yang terjadi di wilayah pemdes panyingkiran, “Dengan jumlah yang sangat minim hanya empat Kampil, dan pihak pos giro sendiri menyarankan kepada pihak Pemdes Panyingkiran, ketika Barkot sudah di berikan dan lalu berasnya di tolak di sana ada kebijakan kepala desa untuk mengalihkan kepada orang yang membutuhkan tapi harus yang lebih layak sebagai penerima nya, tentunya yang masuk kriteria miskin,” ujarnya.
Sedikit tambahan dari kepala desa Panyingkiran mengucapkan, “Saya minta maaf kepada semua pihak jika ada yang berasumsi kami ini di anggap arogan, sekali lagi kami akan selalu belajar dari hikmat atas segala kejadian yang selalu terjadi, semoga kedepannya kami bisa menjadi lebih baik lagi dalam segala program,” pungkasnya. (Denny Dermawan)



















