Tangerang, mediaantikorupsi.com – SMP Negeri 4 Sepatan kabupaten Tangerang, Banten sejak awal berdiri hingga saat ini, tercatat masih menumpang di SDN Karet 1, kendati demikian antusias masyarakat yang menyekolahkan putra/putrinya cukup tinggi. Meski baru berdiri, sekolah tersebut kini menampung sekitar 600 siswa lebih.
Kepala SMPN 4 Sepatan Sugeng Atmoko S.Si mengatakan, dengan kondisi yang ada kini pihaknya menyadari akan sulitnya mengembangkan sekolah dalam keadaan seperti ini, untuk saat ini dirinya mengharapkan gedung baru yang dijanjikan Pemkab Tangerang bisa segera terealisasi pada tahun depan.
“Lahan sebetulnya sudah ada, cuma kan ada beberapa tahapan yang harus diselesaikan Pemda, dan itu masih belum mencapai kesepakatan, informasi seperti itu. Kalau saya ingin tahun 2022 sudah bisa dibangun dan sekolah sudah bisa menempati, itu keinginan ya,” ucap Sugeng kepada wartawan Senin (22/11) diruang kantor sekolah.
Sugeng tak menampik, ketika sekolah dalam keadaan numpang tak bisa leluasa melakukan sesuatu atau program sekolah, saat dirinya dan guru yang hanya fokus untuk mendidik siswa yang ada.
“Kalau ada gedung tersendiri kan, kita ingin apa yang diprogramkan bisa berjalan langsung, kalau seperti ini ya kita sementara apa adanya saja. Sambil berharap gedung baru segera terealisasi,” lanjutnya.
PTM Terbatas Tetap Dilaksanakan
Terkait Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas, SMPN 4 Sepatan tetap melaksanakan sesuai aturan yanh berlaku, cuma saja pelaksanaannya digelar pada siang hari, itu pun hanya 50 persen dari jumlah siswa yang ada. Yang dimulai dari Pukul 13.00 sd 15.00.
“PTM kita diatas lantai dua (2), sudah koordinasi dengan kepala SDN Karet 1, untuk semester genap bisa ditambah menjadi 4 kelas dibawah, sementara yang kita gunakan ini 6 kelas”.
Angka Vaksinasi Mencapai 80 Persen.
Tingkat vaksinasi siswa SMPN 4 Sepatan hingga kini tercatat mencapai 80 Persen dari keseluruhan siswa yang ada, hal tersebut meningkat ketika pihak sekolah melakukan pendekatan persuasif kepada orang tua siswa tentang vaksinasi Covid-19. “Jadi kalau siswa sudah divaksin, tapi tidak ada persetujuan dari orang tuanya, itu tidak bisa dilakukan. Untuk itu kami melakukan pendekatan, orang tua juga pada akhirnya mau divaksin, siswa sudah divaksin masa orang tuanya belum nah itu kita lakukan berdampak positif pada angka vaksinasi,”.(Fajar)



















