Subang | mediaantikorupsi.com – Penomena pengunduran diri seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemkab Subang dr Maxi, yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, cukup menyedot perhatian public.
Di balik semua itu, ternyata berimbas terkuaknya fenomena yang sangat mengejutkan publik Subang, adanya dugaan praktek pat gulipat yang mengharuskan para Kepala OPD menyetor upeti atau setoran rutin, puluhan hingga ratusan juta rupiah, guna memenuhi kebutuhan berlebihan oknum penguasa daerah, dimana polanya mirip “Bursa Saham” hal itu diungkapkan Ketua LSM LGPI Cab Subang Bang Ginting pada saat ketemu langsung dengan dr Maxi Sabtu (8/11/2025).
Bang Ginting membeberkan, bila pengakuan mantan Kepala Dinas Kesehatan Subang dr. Maxi yang secara blak-blakan bila dirinya merasa dijadikan “sapi perahan”, oleh oknum penguasa daerah itu, bukan isapan jempol belaka, seperti dilansir dari beberapa media.
dr.Maxi secara explisit menyebutkan, penyerahan uang Rp 100 juta dilakukan dua kali pada bulan yang berbeda di tahun 2025. “Saya kasih ke pak Heri Sopandi (saat itu menjabat Kadis PUPR) uang tunai Rp.50 juta di bulan April, dan Rp.50 juta bulan Juli, untuk disetorkan ke Bupati Subang,” ungkapnya.
Menurut Bang Ginting dari beberapa pengaduan yang ditampung, penghimpunan setoran upeti dari para Kepala OPD, mekanismenya secara bergilir setiap periode tertentu, bila hawas itu muncul. Targetnya Rp 500 juta, untuk sedikitnya 4 sampai 5 OPD , masing-masing OPD nominalnya variatif, tergantung potensi OPD. Bila OPD-nya potensial seperti PUPR, kebagaian cukup besar.
Sepengetahuan Bang Ginting pada periode itu, seperti Dinas PUPR kebagian jatah Rp. 250 juta kemudian OPD lainnya, ada yang kebagian jatah Rp.100 jt, Rp.50 jt dst, sehingga genap terhimpun Rp.500 jt.
Setiap periode tertentu, sesuai dengan kebutuhan penguasa daerah, lalu kolektor, atau Pejabat yang ditunjuk untuk keliling mendatangi dan memungut cuan upeti itu ke sejumlah OPD yang terkena giliran, jadi polanya seperti bursa saham gitu,” ungkap Bang Ginting.
Bang Ginting menyebutkan, seteoran rutin tersesbut, diduga, selain untuk bergaya hedon, dengan mobil pribadi mewah, harga wah, termasuk moge yang sebelumnya keliling desa, yang sebelumnya menggunakan motor vespa, kini berganti jadi moge.
Bupati termuda Bupati Ngabret, ternyata oh ternyata, menyimpan mestius yang sangat membahayakan, di balik semua pencitraannya itu.
Maka untuk itu LSM LGPI dalam waktu dekat akan menggelar aksi unjuk rasa damai ke gedung DPRD dan Pemda Subang serta mendesak aparat penegak hukum segera bertindak untuk pemangilan kepada pihak – pihak yang diduga melakukan perbuatan tindak pidana korupsi gaya baru, dan LSM LGPI akan mengundang fakar hukum, hasil kajian nanti akan kita serahkan ke KPK,” tegas Ginting.
Ketika disinggung tentang data dugaan upeti tersebut, dengan tegas dia menyatakan, jika LSM LGPI sudah berbicara, jangan pernah ragukan data yang dimiliki LSM LGPI, semuanya sudah siap, yang pastinya tunggu saja KPK akan turun ke Subang “Soal data dugaan yang LSM LGPI ungkapkan, pastinya kami sudah mengantonginya, tunggu saja KPK pasti akan turun ke Subang,” tandasnya.(Akung Permana)


















