Serang | mediaantikorupsi.com – Bendungan Pamarayan Lama merupakan salah satu peninggalan sejarah penting di Indonesia yang mencerminkan kemajuan teknologi dan infrastruktur pada masa kolonial. Bendungan ini dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1905, menjadikannya bendungan terbesar pertama yang didirikan di Indonesia pada masa itu. Tujuan utama pembangunannya adalah untuk mengatur aliran air Sungai Ciujung dan menyediakan irigasi bagi lahan pertanian di sekitar wilayah Banten, yang merupakan daerah pertanian subur.
Bendung Pamarayan didesain dengan teknologi canggih pada zamannya, menampilkan konstruksi megah yang membentang sepanjang sungai. Bangunan pintu air Pamarayan memiliki arsitektur yang khas, dengan menara dan 10 pintu air yang dapat diatur untuk mengendalikan aliran air. Arsitektur bangunan ini berdenah empat persegi panjang dan dirancang dengan estetika geometris yang menghiasi bukaan pintu air. Dua bangunan pintu pembagian air yang terletak di sebelah selatan ujung barat dan timur pintu utama juga menambah keunikan dan keindahan struktur ini.
Pada masa kejayaannya, Bendung Pamarayan memainkan peran krusial dalam mendukung pertanian di wilayah Banten. Dengan adanya bendungan ini, lahan-lahan pertanian dapat diairi dengan lebih efisien, sehingga meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan petani setempat. Namun, seiring berjalannya waktu, kondisi fisik bendungan mulai menurun. Pada tahun 1997, setelah lebih dari 90 tahun beroperasi, bendungan ini resmi dihentikan operasionalnya. Faktor utama yang menyebabkan penutupan ini adalah kerusakan struktural pada bangunan yang semakin lapuk serta proses pendangkalan sungai yang mengurangi kapasitas dan efektivitas bendungan.
Selain faktor teknis, penurunan tekanan debit air juga berkontribusi pada keputusan untuk menghentikan operasional bendungan. Perubahan lingkungan dan alih fungsi lahan di hulu sungai menyebabkan berkurangnya volume air yang mengalir ke Bendung Pamarayan. Hal ini membuat bendungan tidak lagi mampu berfungsi optimal sebagaimana mestinya.
Meskipun tidak lagi berfungsi sebagai bendungan aktif, Bendung Pamarayan Lama kini menjadi situs cagar budaya yang memiliki nilai sejarah tinggi. Upaya pelestarian dan pemeliharaan bangunan ini sangat penting untuk memastikan bahwa warisan budaya dan sejarah yang terkandung di dalamnya tetap terjaga. Pemerintah dan masyarakat setempat bekerja sama untuk merawat dan menjaga situs ini agar tetap bisa dinikmati oleh generasi mendatang.
Bendung Pamarayan tidak hanya menyimpan cerita tentang kemajuan teknologi pada masa kolonial, tetapi juga menjadi simbol kekuatan dan ketahanan masyarakat lokal dalam menghadapi perubahan zaman. Dengan menjaga dan melestarikan situs ini, kita tidak hanya menghormati warisan sejarah, tetapi juga belajar dari masa lalu untuk membangun masa depan yang lebih baik.(M.Rais)