Indramayu | mediaantikorupsi.com – Seringnya kehabisan stock BBM jenis solar di SPBU wilayah Desa Limbangan Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu Jawa Barat dikeluhkan sejumlah supir angkutan umum dan para nelayan kecil disana. Para nelayan kecil setempat seringkali tidak bisa membeli BBM jenis solar bersubsidi untuk kepentingan melaut akibat kehabisan stock.
Salah satu Tokoh masyarakat,Ghoni saat diwawancarai awak media mengatakan,” saya memantau adanya penumpukan derigen di SPBU wilayah Desa Limbangan Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu selama 1 Tahun”,Jelasnya
Lanjutnya,” ternyata biang kerok dari langkahnya (sering habisnya) BBM jenis solar akibat adanya mafia solar bersubsidi. Modusnya, diduga para mafia ini memanfaatkan surat pembelian atau Barcode milik nelayan kecil di Desa Limbangan dan Lombang, selanjutnya barcode itu dimanfaatkan oknum mafia solar bersubsidi untuk membeli solar di SPBU terdekat, dengan memberikan konpensasi ke para nelayan dan oknum pegawai di SPBU tersebut.
Sumber menyebutkan, khusus untuk para nelayan yang dimanfaatkan barcodenya, diberikan kompensasi Rp 300.000 perbulan awal didata n bulan berikutnya ada yang menerima 200.000 perbulan.
Tokoh masyarakat setempat, Abdul Ghoni (53) menjelaskan bahwa mafia solar bersubsidi yang bernisial N warga Desa Limbangan Kidul Blok H.Casmadi ini sudah menyiapkan penampungan untuk menyimpan solar bersubsidi yang tempatnya tak jauh dari SPBU di wilayah Desa Limbangan Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.

Menurutnya, setiap hari, sekitar pukul 08:00 WIB pagi hingga pukul 10:00 WIB, Mafia N ini menyuruh pekerjanya untuk antri membeli solar bersubsidi dengan alat derigen di SPBU Limbangan. Selanjutnya, setelah derigen sudah terisi, para pekerja N ini membawa solar subsidi ke tempat penampungan yang tak jauh dari SPBU tersebut. Dari hasil investigasinya, sedikitnya 400 nelayan dari Desa Limbangan dan Lombang yang dimanfaatkan barcodenya oleh oknum N.
Tokoh Masyarakat,A.Ghoni : dirinya tidak menyalahkan sepenuhnya karyawan SPBU, karena oknum karyawan tersebut saat mengisi solar berdasarkan barcode yang ditujukan pekerja dari N itu. Namun dirinya menyayangkan oknum pegawai dan karyawan SPBU, karena sangat yakin mereka tahu kejahatan pembelian solar bersubsiidi yang berlangsung sudah lama dan bertahun-tahun. Diduga kuat para karyawan SPBU juga menerima uang fee sogokan dari oknum N untuk tutup mata dan tutup mulut
Saya kasihan, akibat masalah ini persediaan stock solar di SPBU 34.452.15 Desa Limbangan Kecamatan Juntinyuat cepat habis. Terkadang, jam 10 pagi juga sudah habis, padahal jam 8 pagi baru diisi 16.000 liter. Jika dibiarkan, kasihan para nelayan kecil dan supir angkutan umum khususnya super elf dan truk pengangkut sembako karena sering mengeluh tidak bisa mengisi atau membeli solar bersubsidi disitu,” jelas Ghoni
Ditegaskan Abdul Ghoni, solar bersubsidi yang sudah ditampung N ini, selanjutnya diangkut oleh jaringan mafia besar yang menggunakan mobil khusus bak terbuka yang sudah dimodifikasi, dan kabarnya diduga solar bersubsidi itu dijual ke nelayan besar di wilayah Indramayu dengan melibatkan sejumlah pihak termasuk oknum pengusaha, organisasi kemasyarakatan dan oknum APH. Menurutnya, selisih yang dibeli dari solar bersubsidi ke tempat penjualan di Karangsong sekitar Rp 4 ribu-6 ribu perliter, dan tentunya keuntungan uang dari kejahatan solar bersubsidi mengalir ke oknum-oknum tersebut.
“Harga solar bersubsidi saat ini Rp 6800 per liter, itu sama mafia solar bisa dijual antara Rp 10.000 hingga 12.000 perliter. Demi membela nelayan, masyarakat kecil dan bela negara, saya siap tampil didepan dan saya bertanggungjawab atas temuan ini. Bila perlu viralkan agar pihak yang berwenang dan pemerintah pusat tahu dengan harapan agar praktek distribusi solar bersubsidi ilegal ini segera terbongkar dan ditutup. Siapapun.yang tetlibat agar diproses secara hukum karena sudah merugikan rakyat dan pemerintah,” tegas Goni.
Lurah Karim desa Limbangan menjawab pesan awak media melalui pesan chatt Whattsapp,” kitae bae baka arep tuku solar kanggo traktor kanggo mesin sedot sering ora kebagian”,jelasnya
Lanjutnya,”pernah tuku solar jam 9 esuk wis ntok”,tutupnya
Wartawan yang berupaya konfirmasi ke pihak SPBU 34.452.15 di Desa Limbangan, pengawas SPBU, Carim mengaku saat dikonfirmasi awak media mengatakan,” saya tidak tau”,katanya.(Qdr)



















